MI AL-Hikmah Jabung, Dorong Lingkungan Bersih Melalui Progam Bank Sampah
Proses Penimbangan Sampah Daun Kering |
uripkuiurup.com - Madrasah Ibtida'iyah Al-Hikmah (MI Al-Hikmah) yang berlokasi di Desa Jabung Kecamatan Talun punya program yang unik, dikatakan unik karena progam yang di inisiasi oleh lembaga sekolah tingkat dasar ini, tergolong jarang atau bahkan belum ada di lembaga-lembaga pendidikan lain. Yakni program bank sampah daun kering, sebuah konsep menabung tetapi tidak dengan uang tunai, melainkan dengan sampah daun kering.
Hamsya Al-Ahsin selaku kepala sekolah di lembaga pendidikan MI AL-Hikmah ini menjelaskan, bahwa tujuan dari program ini adalah; Pertama untuk mendorong terciptanya lingkungan yang bersih dari sampah, khususnya sampah daun kering.
Kedua sebagai upaya pemberdayaan ekonomi, dalam hal ini mengajak kepada masyarakat sekitar dan wali siswa khususnya agar mengumpulkan sampah daun kering yang tidak ada nilainya, untuk ditabungkan di sekolah agar mendapatkan nilai ekonomi. Ketiga sebagai salah satu upaya sekolah menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini, karena dalam progam bank sampah ini secara proses melibatkan siswa-siswi MI Al-Hikmah.
Proses menabung sampah daun kering dilakukan satu Minggu sekali, yakni setiap hari Sabtu para siswa dan masyarakat sekitar membawa sampahnya ke sekolah, untuk ditimbang dan dicatat dalam buku tabungan, proses menimbang serta mencatat ini dilakukan oleh siswa dan didampingi guru, ada yang membawa satu karung sampah, ada juga yang membawa dua karung sampai dengan empat karung.
Semua jenis daun kering bisa di tabungkan terkecuali jenis daun waru saja, karena kata bapak Ahsin, daun waru ini mengandung banyak kotoran (glugot) yang menyebabkan gatal pada kulit. Satu kilogram sampah daun kering dihargai 300 rupiah, nominal yang cukup lumayan untuk daun yang tadinya hanya sekedar sampah, dan biasanya cuma dibakar saja oleh kebanyakan masyarakat, tanpa ada nilai ekonomi lebih.
Sampah yang sudah terkumpul di lembaga pendidikan ini, kemudian diambil pengelola (mitra kerjasama sekolah) satu bulan sekali, rata-rata sampah daun kering yang terkumpul dan diambil pengelola setiap bulannya sebanyak 4 kwintal. Pengelola sampah daun kering ini adalah dari kelompok peternak sapi, dilingkungan MI Al-Hikmah tepatnya di Tulungrejo RT/RW: 08/04 Desa Jabung Kecamatan Talun Kabupaten Blitar.
Sampah daun kering ini akan di proses menjadi salah satu bahan baku untuk pembuatan konsentrat atau pakanan sapi, terlebih dulu daun kering akan di cacah atau dilembutkan menggunakan mesin giling, setelah itu dicampur dengan bahan-bahan lainnya, agar komposisi kandungannya sesuai dengan kebutuhan hidup dan pertumbuhan sapi.
Lembaga pendidikan Al-Hikmah, yang berada di bawah naungan Ma'arif NU Kabupaten Blitar ini, dalam pelaksanaan program bank sampah nya masih tergolong belum lama, yakni baru dimulai sekitar pertengahan bulan Juli tahun 2018, dan hingga hari ini November 2018 sudah tercatat 20 nasabah aktif yang menabung setiap minggunya.
Terkait dengan kendala, Pak Ahsin (nama sapaan beliau) menyampaikan sejauh ini masih terkendala dengan tempat penampungan daun kering, karena belum ada gudang tersendiri, sehingga sementara ini masih di tampung di emperan sekolah. Selain itu bank sampah daun kering ini juga kedepan akan terkendala dengan cuaca, sebagai mana nanti saat musim hujan sudah tiba, bank sampah daun kering ini akan sulit berjalan, karena pastinya akan sulit menemukan daun kering.
Menyikapi hal itu, Pak Ahsin berencana kedepan bank sampah daun kering ini akan dikembangkan tidak hanya menampung daun kering saja, tetapi juga menampung semua jenis sampah-sampah yang bisa di daur ulang, seperti plastik, kertas, tempurung kelapa, dan lain sebagainya.
Semua jenis daun kering bisa di tabungkan terkecuali jenis daun waru saja, karena kata bapak Ahsin, daun waru ini mengandung banyak kotoran (glugot) yang menyebabkan gatal pada kulit. Satu kilogram sampah daun kering dihargai 300 rupiah, nominal yang cukup lumayan untuk daun yang tadinya hanya sekedar sampah, dan biasanya cuma dibakar saja oleh kebanyakan masyarakat, tanpa ada nilai ekonomi lebih.
Sampah daun kering ini akan di proses menjadi salah satu bahan baku untuk pembuatan konsentrat atau pakanan sapi, terlebih dulu daun kering akan di cacah atau dilembutkan menggunakan mesin giling, setelah itu dicampur dengan bahan-bahan lainnya, agar komposisi kandungannya sesuai dengan kebutuhan hidup dan pertumbuhan sapi.
Lembaga pendidikan Al-Hikmah, yang berada di bawah naungan Ma'arif NU Kabupaten Blitar ini, dalam pelaksanaan program bank sampah nya masih tergolong belum lama, yakni baru dimulai sekitar pertengahan bulan Juli tahun 2018, dan hingga hari ini November 2018 sudah tercatat 20 nasabah aktif yang menabung setiap minggunya.
Terkait dengan kendala, Pak Ahsin (nama sapaan beliau) menyampaikan sejauh ini masih terkendala dengan tempat penampungan daun kering, karena belum ada gudang tersendiri, sehingga sementara ini masih di tampung di emperan sekolah. Selain itu bank sampah daun kering ini juga kedepan akan terkendala dengan cuaca, sebagai mana nanti saat musim hujan sudah tiba, bank sampah daun kering ini akan sulit berjalan, karena pastinya akan sulit menemukan daun kering.
Menyikapi hal itu, Pak Ahsin berencana kedepan bank sampah daun kering ini akan dikembangkan tidak hanya menampung daun kering saja, tetapi juga menampung semua jenis sampah-sampah yang bisa di daur ulang, seperti plastik, kertas, tempurung kelapa, dan lain sebagainya.