Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Studi Refki Rusyadi: Mengungkap Fakta UMKM Antara Harapan Pemerintah dan Realitas

 

Studi Refki Rusyadi: Mengungkap Fakta UMKM Antara Harapan Pemerintah dan Realitas

uripkuiurup.com - Sebuah essai menarik mengenai dinamika ekonomi mikro di wilayah Blitar telah dirilis oleh Refki Rusyadi, seorang Dosen dari Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung, sekaligus Wakil Ketua PC IKA PMII Blitar Raya periode 2022-2027.

Essai yang diunggah di laman media MATABLITAR.COM dengan judul "Opportunisme Ekonomi Kecil Dan Menengah: Salah Siapa ?" merupakan hasil dari riset Refki yang dilakukan pada tahun 2023 lalu.

Secara khusus, esai tersebut memfokuskan pada peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta keterlibatan mereka dengan program pemerintah.

Menurut Refki Rusyadi, UMKM memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja merupakan kontribusi nyata dari sektor UMKM dalam konteks pembangunan nasional.

Namun, meskipun begitu, masih ada tantangan yang dihadapi oleh UMKM, terutama dalam hal konsistensi kebijakan pemerintah, dan kesenjangan antara UMKM dengan usaha makro.

Pemerintah, melalui Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2021, telah menginisiasi langkah-langkah untuk mengurangi kesenjangan antara UMKM dan usaha makro dengan memberikan insentif kepada pengusaha besar yang berkolaborasi dengan UMKM.

Sebagai contoh, sektor keuangan, seperti bank, telah bekerja sama dengan UMKM dalam hal pembiayaan produktif, mendukung mereka dalam ekspansi bisnis melalui pinjaman dan dukungan keuangan.

Dalam konteks pengurusan perizinan usaha, pemerintah Indonesia meluncurkan sistem Online Single Submission (OSS) pada tahun 2018, yang bertujuan untuk mempermudah proses perizinan bagi para pelaku usaha.

Nomor Induk Berusaha (NIB) menjadi salah satu dokumen penting yang dikeluarkan melalui OSS, memberikan pengakuan resmi terhadap usaha yang terdaftar.

Namun, dalam praktiknya, proses pendaftaran dan pendampingan UMKM untuk memperoleh NIB tidak selalu berjalan mulus.

Melalui metode riset berbasis pengabdian, Refki Rusyadi dan timnya menemukan berbagai tantangan yang dihadapi oleh UMKM, mulai dari kurangnya kesadaran akan pentingnya NIB hingga ketidak konsistenan dalam mengikuti program pemerintah.

Dari hasil riset, terlihat bahwa terdapat kesenjangan antara harapan pemerintah dalam memberikan dukungan kepada UMKM dengan realitas di lapangan.

Sebagian besar pelaku UMKM masih memandang program pemerintah hanya sebagai seremonial belaka, sementara harapan mereka adalah program yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi perkembangan usaha mereka.

Oleh karena itu, studi ini memberikan refleksi penting bagi pemerintah dalam merancang kebijakan yang lebih efektif dan berkelanjutan bagi UMKM.

Diperlukan kajian ulang terhadap regulasi yang ada, serta upaya untuk membangun kepercayaan dan kesadaran lebih tinggi di kalangan pelaku UMKM mengenai pentingnya peran mereka dalam ekonomi nasional.

Dengan demikian, diharapkan UMKM dapat lebih bersaing dan bertahan di tengah tantangan ekonomi global yang semakin kompleks. (red)