Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menggalakkan Kembali Gerakan Ketahanan Pangan Keluarga PKH di Kecamatan Talun, Sebuah Tantangan

 

Salah Satu Penerima Manfaat PKH Desa Jabung Dalam Gerakan Ketahanan Pangan Keluarga PKH

uripkuiurup.com - Ketika kita berbicara tentang ketahanan pangan, seringkali yang terbayang adalah ladang luas, mesin-mesin canggih, dan traktor yang menderu.

Namun, di Kecamatan Talun Blitar, ketahanan pangan itu bukan hanya soal lahan besar atau teknologi tinggi. Ia ada di halaman-halaman kecil, di balik rumah-rumah sederhana, dan di tangan-tangan cekatan ibu-ibu penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH).

Dilansir dari laman media matablitar.com Selasa, 6 Agustus 2024, di Gedung Serba Guna Desa Jabung, ada secercah harapan yang kembali menyala. Putut Daerobi, pendamping sosial PKH Kecamatan Talun, hadir membawa sebuah misi penting

Yakni menghidupkan kembali gerakan ketahanan pangan yang pernah berjalan masif beberapa tahun silam. Beliau tidak datang dengan tangan kosong, melainkan membawa bibit sayur cipir putih, sebuah simbol harapan dan keberlanjutan.

"Ibu-ibu masih ingat gerakan ketahanan pangan PKH beberapa tahun lalu, dan sekarang apakah masih tetap menanam tanaman pangan di lahan kosong sekitar rumah?" tanya Putut dengan nada hangat dan penuh harap.

Serentak, para ibu ibu menjawab, "Masih pak!" Sebuah jawaban yang sederhana, namun penuh makna. Jawaban itu mencerminkan semangat yang masih membara di hati mereka, meski tantangan hidup kian bertambah.

Putut tidak sekadar memberi bibit. Ia menantang mereka dengan dua syarat: bibit itu harus ditanam, dan jika sudah tumbuh, sebagian hasilnya harus disedekahkan kepada orang lain.

Dua syarat ini bukan hanya tentang menanam dan berbagi hasil. Ini tentang menanam kebaikan, menumbuhkan solidaritas, dan menciptakan lingkaran kebaikan yang berkelanjutan.

Dalam momen itu, terlihat jelas bahwa gerakan ketahanan pangan bukan hanya soal pemenuhan kebutuhan dasar. Ia adalah gerakan yang menyatukan, menguatkan, dan memberdayakan.

Setiap bibit yang ditanam, setiap daun yang tumbuh, adalah simbol dari harapan dan kekuatan bersama. Ia mengingatkan kita bahwa ketahanan pangan dimulai dari rumah, dari halaman kecil, dan dari tangan-tangan penuh kasih.

Gerakan ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya berbagi. Ketika sebagian hasil tanaman disedekahkan, kita belajar tentang kedermawanan dan kepedulian terhadap sesama.

Ini bukan hanya tentang memberikan makanan, tetapi tentang memberikan harapan dan semangat. Ini tentang memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal, bahwa setiap orang mendapatkan kesempatan untuk hidup lebih baik.

Namun, menggalakkan kembali gerakan ketahanan pangan bukan tanpa tantangan. Ada banyak hal yang harus dihadapi: dari perubahan iklim, keterbatasan lahan, hingga kesibukan sehari-hari.

Tetapi semangat dan tekad yang ditunjukkan oleh para ibu ibu peserta PKH di Desa Jabung adalah bukti bahwa dengan kebersamaan, tantangan sebesar apapun dapat diatasi.

Putut berharap, dengan pemberian bibit cipir ini, semangat untuk melakukan gerakan ketahanan pangan keluarga dapat kembali berkobar.

"Dengan pemberian bibit cipir ini, semoga semangat untuk menanam dan menjaga ketahanan pangan di keluarga masing-masing dapat terus terjaga dan berkembang," harapnya dengan penuh keyakinan.

Cerita ini adalah sebuah inspirasi. Ia mengingatkan kita bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Bahwa ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau perusahaan besar, tetapi tanggung jawab kita semua. (red)