Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Harapan Besar Mulai Tumbuh, Ketika Santri Nabawi Tuliskriyo Ditantang Menembus Dunia

 

Harapan Besar Mulai Tumbuh, Ketika Santri Nabawi Tuliskriyo Ditantang Menembus Dunia

uripkuiurup.com - Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Sanankulon, melalui Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (LAKPESDAM), telah menyalakan obor semangat baru bagi para santri dengan mengadakan kegiatan bertajuk "Motivasi Santri Go Internasional."

Acara ini menjadi sebuah momentum yang menggugah mimpi-mimpi besar para santri santriwati di Pondok Pesantren Nabawi Tuliskriyo Sanankulon Blitar.

Pada Sabtu, 31 Agustus 2024, langit cerah Sanankulon menyaksikan langkah awal sebuah gerakan inspiratif. Dengan dihadiri oleh Associate Prof. Dr. Eng. Haris Puspito Buwono, S.T., M.T., seorang akademisi terkemuka yang mengawali perjalanan intelektualnya dari pesantren, para santri mendapatkan suntikan motivasi untuk melangkah lebih jauh, bahkan hingga ke panggung internasional.

Dr. Haris bukanlah sosok asing bagi dunia pendidikan tinggi. Sebagai dosen Teknik Kimia di Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) dan alumnus program doktoral di Kumamoto University, Jepang, ia membuktikan bahwa latar belakang sebagai santri bukanlah penghalang untuk meraih prestasi di dunia sains dan teknologi. Sebaliknya, ia justru menjadi bukti hidup bahwa pesantren adalah fondasi kuat yang mampu melahirkan generasi unggul dan kompetitif di kancah global.

Kisah Haris berawal dari pengalaman sederhana sebagai santri di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang. "Seperti adik-adik di sini, saya juga pernah antri makan, mandi, dan belajar dengan segala keterbatasan," ujar Haris mengenang masa-masa sulitnya. "Namun, pengalaman itu justru membentuk karakter kuat yang menjadi modal utama saya dalam menghadapi tantangan pendidikan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri."

Dengan penuh semangat, Haris memaparkan betapa pentingnya membangun kepercayaan diri sejak dini. Ia menegaskan bahwa santri memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat internasional, asalkan mereka berani bermimpi dan bekerja keras untuk mewujudkannya.

"Bekal karakter dari pesantren itulah yang membuat saya tahan banting dan mampu mengatur waktu dengan baik. Dulu, meskipun aktif di organisasi mahasiswa, seperti PMII, saya bisa lulus tepat waktu dan melanjutkan studi ke ITB Bandung," jelasnya.

Dalam acara yang berlangsung penuh antusias ini, para santri tidak hanya duduk manis mendengarkan, tetapi juga terlibat aktif dengan berbagai pertanyaan. Mulai dari bagaimana mendapatkan beasiswa, mengatasi kemalasan, hingga pengalaman hidup di negara dengan mayoritas non-muslim, semuanya menjadi bahan diskusi yang memperkaya wawasan mereka.

"Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi awal dari terbukanya cakrawala baru bagi para santri," ungkap Wildy Sulton, Ketua LAKPESDAM MWC NU Sanankulon.

Ia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada berbagai pihak yang telah mendukung terlaksananya acara ini, khususnya kepada Pengasuh Pondok Pesantren Nabawi dan Kepala SMA Nabawi.

Bagi para santri, kegiatan ini bukan hanya tentang mendengarkan kisah sukses, melainkan tentang menyadari bahwa mereka pun memiliki peluang yang sama. Seperti halnya Haris yang dulu hanyalah santri sederhana, mereka pun bisa menorehkan jejak prestasi di berbagai penjuru dunia.

Kegiatan "Motivasi Santri Go Internasional" ini adalah bukti nyata bahwa pendidikan dan pengembangan karakter tidak mengenal batas ruang dan waktu. Di Pesantren Nabawi, mimpi-mimpi besar santri mulai dirajut, dan siapa tahu, dari sinilah lahir pemimpin-pemimpin masa depan yang mampu membawa perubahan, tidak hanya di tanah air, tetapi juga di panggung dunia.