Terima Bantuan PENA Berdikari, 7 KPM PKH di Kabupaten Blitar Siap Graduasi
Pendamping Sosial PKH Kab. Blitar Bersama 7 PM Pena Berdikari Usai Pencairan Bantuan di Kantor POS |
uripkuiurup.com - Meninggalkan zona nyaman tak pernah mudah, apalagi bagi mereka yang telah lama mengandalkan bantuan sosial. Namun, tujuh perempuan tangguh di Kabupaten Blitar membuktikan bahwa semangat mandiri bisa mengalahkan ketergantungan.
Melalui Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Berdikari yang diprakarsai Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI), mereka siap melangkah keluar dari status Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) menuju kemandirian ekonomi.
Program PENA Berdikari dirancang sebagai upaya menekan angka kemiskinan ekstrem. Fokusnya adalah membantu KPM PKH yang memiliki tekad untuk berhenti dari program bantuan sosial dengan memulai atau mengembangkan usaha mandiri.
Tak hanya memberikan bantuan dana, program ini juga menyertakan pelatihan dan pendampingan agar penerima manfaat lebih percaya diri dalam menjalankan usaha.
Setiap penerima PENA mendapatkan bantuan modal pengembangan usaha sebesar Rp2.400.000, yang disalurkan melalui PT Pos Indonesia.
Pada akhir November 2024, tujuh KPM PKH di Kabupaten Blitar menerima pencairan dana PENA Berdikari di Kantor Pos. Mereka adalah Ibu Zuli, Ibu Nanik, Ibu Dahria, Ibu Santi, Ibu Umi, Ibu Ani, dan Ibu Lilik.
Dana tersebut langsung dibelanjakan sarana penguatan usaha, sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang disusun oleh penerima manfaat bersama pendamping sosial PKH, dan telah di setujui oleh Kementrian Sosial.
Usaha yang mereka jalankan cukup beragam, mencerminkan semangat untuk mandiri di berbagai bidang. Ada yang membuka warung kelontong, kerajinan menjahit, peternakan, hingga jasa laundry.
Namun, perjalanan mereka tidak dimulai begitu saja. Sebelum menerima bantuan, para penerima manfaat telah mengikuti pelatihan intensif melalui zoom, yang difasilitasi Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Makassar, mitra Kemensos dalam pelaksanaan program ini.
Kesuksesan program ini tentunya tak lepas dari peran para pendamping sosial PKH yang selalu berada di sisi penerima manfaat. Mereka merasa bangga melihat tujuh KPM ini memiliki keberanian untuk memulai atau mengembangkan usaha mandiri.
“Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami, Semangat mereka untuk tidak lagi bergantung pada bantuan sosial merupakan kesadaran positif yang layak diacungi jempol,” ujar Suciati pendamping sosial PKH Kecamatan Talun yang juga mendampingi penerima progam Pena. Minggu (8/12).
Disisi yang lain, kata Suci, ini merupakan tantangan bagi pendamping sosial, karena perlu memastikan bahwa usaha yang digeluti KPM dapat berkembang dan memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan keluarganya.
"Pendampingan intensif tetap perlu dilakukan untuk membantu mereka menghadapi kendala yang mungkin muncul di tengah perjalanan," tandasnya.
Kisah tujuh perempuan peserta PKH di Kabupaten Blitar ini adalah awal dari perjuangan besar. Program PENA Berdikari menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, KPM PKH bisa melangkah keluar dari ketergantungan dan menjadi pahlawan bagi ekonomi keluarga mereka sendiri.
Semoga keberanian dan kesadaran mereka menginspirasi KPM PKH lainnya untuk berani bermimpi dan berusaha. Karena di balik setiap tantangan, selalu ada peluang untuk tumbuh dan menjadi lebih baik.